Tulisan pada Batu Pondasi Ka’bah

Pada batu yang menjadi pondasi bangunan Ka’bah yang telah diletakkan Nabi Ibrahim telah ditemukan sebuah batu bertuliskan bahasa Suryani. Kejadian ini terjadi saat renovasi Ka’bah untuk pertama kalinya sedangkan usia Nabi Muhammad SAW saat itu sekitar 35 tahun

2241930469_0bdc91b249_m

“Aku adalah Allah sang pemilik Bakkah, Aku membangunnya ketika kuciptakan langit, bumi, matahari dan bulan. Aku mengelilinginya dengan tujuh malaikat yang setia. Malaikat-malaikat itu akan selalu begitu hingga gunung-gunung yang mengitarinya runtuh. Dan Aku berikan keberkahan bagi ahli Bakkah di dalam air dan susu”

Team Sejarah 2010, ATSAR, Sejarah Kehidupan Nabi Muhammad SAW -Lentera Kehidupan – Untuk Mengenal Pendidik Sejati Manusia, Kediri : Pustaka Gerbang Lama, 2012, hal. 95

Ageman Asal Gotro Moyo

satu

Agama dipandang dari kata maka ada dua pengertian, namun pengertian di sini bukan pengertian yang umum digunakan melainkan pengertian dari sudut pandang lain yang berkembang di masyarakat jawa yang masih memegang budaya jawa dengan kental.
Agama dalam bahasa jawa adalah AGOMO

Dari kata AGOMO, oleh sebagian orang jawa dianggap sebuah singkatan dari :
A untuk Asal
GO untuk Gotro, dan
MO untuk Moyo
Sehingga menurut orang jawa Agomo adalah Asal Gotro Moyo (Asal Wujud Cahaya). Sedangkan cahaya yang dimaksud di sini adalah Nur Allah dan Nur Muhammad. Sehingga agama yang sudah ada sejak jaman nabi Adam sebenarnya adalah perwujudan dari asal Nur Allah dan Nur Muhammad.

Oleh karena itu, agama yang benar dan bersih sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad hanya memiliki satu ajaran yang sama dan tidak pernah berubah bahkan sampai dunia kiamat, yaitu TAUHID adalah mensucikan Allah dari yang lain dalam hal untuk disembah sebagai Tuhan Pencipta Alam Semesta ini.

Agama kadang juga disebut dengan AGEMAN atau pakaian, karena menurut ornag jawa agama adalah sebuah sarana yang harus dipakai agar bisa mencapai tujuan asal itu sendiri yaitu Nur Allah dan Nur Muhammad SAW. Karena tanpa ageman tersebut tidak mungkin manusia bisa mencapai atau bahkan mengenal Asal Gotro Moyo.

Sehingga ketika agama tidak dipakai untuk mencari asal wujud cahaya yang dimaksud maka agama akan berubah dari tujuan awalnya, karena agama akhirnya hanya akan menjadi sebuah hal yang dijadikan sarana untuk memenuhi keinginan nafsu pemeluk agama itu sendiri. Jika sudah seperti itu, maka agama tidak akan mampu menjadi sebuah konrol terhadap diri manusia itu sendiri. Apa pun agama itu!!!

Sebagaimana yang diceritakan oleh Lek Rofi’ pada 31 Juli 2014 di rumah beliau

Khutbah Perpisahan di Arafah Tahun Ke-X Hijrah

arafah

Segala puji bagi Allah, kami memuji Dia serta meminta pertolongan kepada-Nya, kami meminta ampun kepada-Nya serta bertobat kepada-nya, kami berlidung kepada Allah dar i kejahatan-kejahatan diri-diri kamim serta dari amal perbuatan kami yang jelek-jelek. Siapa saja dipimpin Allah, maka tidak ada siapa pun dapat menyesatkannya, dan siapa saja disesatkan-Nya, maka tidak ada siapa pun yang dapat memimpinnya; dan aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan (yang patut disembah) melainkan Allah, sendiri-Nya serta tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba-Nya serta pesuruh-Nya; aku berpesan kepada kamu, wahai hamba-hamba Allah! (Supaya kamu) berbakti kepada Allah, dan aku menganjurkan kepada kamu supaya taat kepada-Nya; dan aku akan memulai dengan (cara) yang lebih baik.

Adapun sesudah itu, wahai sekalian manusia, dengarlah (nasihat-nasihat) dari aku, aku hendak menerangkan kepada kamu, karena sesungguhnya aku tidak tahu pasti barangkali aku sudah tidak akan bertemu kembali dengan kamu lagi sesudah tahun ini, dan di tempat aku berdiri ini.

Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya darah-darah kamu dan harta-harta kamu haram kamu merusuak, sehingga kamu bertemu Tuhan kamu, sebagaimana haram kamu merusak kehormatan hari ini, di bulan ini, di negerimu ini. Perhatikanlah! Bukankah aku telah menyampaikan? Maka ya Allah! Ya Tuhan kami, saksikanlah!

Maka barangsiapa ada amanat pada dirinya, hendaklah ia tunaikan kepada siapa saja yang telah memberikan amanat itu kepadanya, dan sesungguhnya tiba Jahiliyah itu dihapuskan, dan bahwa pertama kali riba yang aku mulai menghapuskan itu ialah riba pamanku Abbas bin Abdul Munthalin; dan penuntun darah menurut cara Jahiliyah itu dihapuskan (pula), dan pertama kali penuntutan darah yang aku mulai menghapuskan itu ialah darah Amin bin Rabie’ah bin Al Harits, dan bahwa upacara-upacara Jahiliyah itu dihapuskan melainkan penjagaan terhadap Baitullah serta pemberian minum di musim haji; dan bahwasanya pembunuhan dengan sengaja itu dihukum dengan balas bunuh; dan bahwa pembunuhan yang menyerupai kesengajaan itu ialah pembunuhan dengan tongkat dan dengan batu, dan dalam hal ini ada denda(nya) seratus onta, tetapi barangsiapa tambah, maka adalah ia dari kaum Jahiliyah.

Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya setan itu benar-benar teluh putus harapan, bahwa ia akan disembah di bumi kamu ini, tetapi ia ridha kalau ia ditaati dalam persoalan yang lain dari itu dari perkara-perkara yang kamu anggap perkara remeh dari amal-amal kamu; oleh karena itu, maka waspadalah kamu kepadanya tentang persoalan agama kamu!

Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya memundurkan larangan itu, menambah kekufuran yang dengan itu tersesatlah orang-orang kafir, (yaitu) mereka halalkan dia dalam satu tahun dan haramkan dia dalam satu tahun (lain), (hanya) buat menggenapkan bilangan bulan yang diharamkan oleh Allah; dan sesungguhnya zaman itu telah beredar sebagaimana keadaannya pada hari Allah menciptakan semua langit dan bumi; dan sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah itu ialah 12 bulan di Kitab Allah, pada hari Ia menciptakan semua langit dan bumi yang sebahian dari padanya ada 4 bulan terhormat, yaitu 3 bulan berturut-turut dan 1 bulan tersendiri; Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharrom, dan Rajab yang ada di antara Jumadil Akhirah dan Sya’ban. Bukankah sudah kusampaikan! Ya Allah! Ya Tuhan kami, saksikanlah.

Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya bagi istri-istri kamu mempunyai hak atas kamu, dan bagi kamu (pun) mempunyai hak atas istri-istri kamu, yaitu mereka tidak boleh masukan selain kamu pada tempat-tempat tidur kamu, dan tidak boleh mereka masukkan ke rumah-uah kamu siapa saja yang tidak kamu sukai melainkan dengan izinmu; dan tidak boleh mereka mngerjakan pekerjaan yang jelek; jika mereka berbuat, maka Allah telah izinkan kamu tinggalkan mereka dan kamu menjauhi mereka dari seketiduran, dan kamu pukul mereka dan (dengan) pukulan yang tidak membahayakan; tetapi jika mereka berhenti dan taat kepada kamu, maka wajiblah kamu memberi belanja serta pakauan mereka dengan cara yang patut; dan sesungguhnya istri-istri kamu di sisi kamu itu tidak berdaya, mereka tidak memiliki sesuatu pun (kekuasaan) bagi diri mereka, kamu telah mengambil mereka dengan (nama) amanat Allah, dan kamu telah menjadikan halal kehormatan mereka dengan nama Allah; oleh karena itu, takutlah kepada Allah dalam (menyantuni) istri-istrimu, dan hendaklah kamu berpesan kepada mereka baik-baik! Perhatikan! Bukankah telah aku sampaikan! Ya Allah! Ya Tuhan kami, saksikanlah!.

Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya aku tinggalkan pada kamu apa-apa yang bila kamu berpegang teguh dengannya, tidak sekali-kali kamu akan sesat selama-lamanya, yaitu dua perkara :Kitabullah dan sunnah Nabimu.

Hai manusia! Dengarlah apa yang aku berkata kepada kamu, niscaya kamu hidup (baik) dengannya.

Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya orang-orang mukmin itu tidak lain melainkan saudara-saudara, dan tidak halal seseorang (makan/menggunakan) harta saudaranya melainkan dengan keridhaannya. Perhatikan! Bukankah aku telah sampaikan? Ya Allah! Ya Tuhan kami, saksikanlah!.

Maka jangan sekali-kali kamu kembali menjadi kafir sesudahku (nanti), (sehingga) sebagian dari kamu memancung leher sebagiannya, karena sesungguhnya aku telah tinggalkan kepada kamu sesuatu yang jika kamu berpegang dengannya tidak akan kamu sesat sesudahnya, yaitu Kitabullah.

Perhatikanlah! Bukankah aku telah sampaikan! Ya Allah, ya Tuhan kami, saksikanlah!

Wahai sekalian manusia! Sesungguhnya Tuhan kamu itu satu, dan sesungguhnya bapak kamu itu satu; kamu semua, anak Adam, sedang Adam dari tanah; sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu pada pandangan Allah ialah orang yang paling berbakti dari kamu; tidak ada keutamaan bagi orang Arab atas orang yang bukan Arab melainkan dengan kebaktian.

Perhatikan! Bukankah aku telah sampaikan? Ya Allah! Ya Tuhan kami, saksikanlah! Maka hendaklah orang yang hadir di antara kamu menyampaikan kepada yang tidak hadir!
wahai sekalian manusia! Sesungguhnya Allah telah bagikan tiap-tiap ahli waris bagian masing-masing dari harta pusaka, dan tidak boleh dibikin wasiat lebih dari sepertiga harta peniggalan; dan anak (yang dipertengkarkan) itu adalah bagi ibunya; dan bagi yang berzina dapat rajam batu; barangsiapa memanggil (menyatakan sebagai) ayah/bapak kepada (seseorang) yang bukan  ayahnya/bapaknya sendiri atau mengaku (menyatakan sebagai) tuan kepada seseorang yang bukan maulanya, maka atasnya adalah laknat dari Allah dan malaikan dan manusia kesemuanya, tak diterima dari dia pergantian dan tak diterima tebusan; dan mudah-mudahan bercucurlah rahmat Allah dan barakah-Nya atas kamu.

Ahmad Yazid dan Basyuni Ahmad, Wejangan dan Khutbah Nabi SAW, (Surabaya : PT. Bina Ilmu, 2007), hal.384-392

Islam dan Kebersihan (Mandi)

mandi+sehat

Dan betapa tidak mengagumkan ketika Muhammad, sholawat dan salam Alloh tertimpa atasnya, memerintahkan ummatnya untuk membersihkan seluruh badan dengan air dalam hal pollutio-nocturna, coitus, menstruatie, dan puerperium, sementara di abad pertengahan, orang Eropa yang dianggap telah maju peradabannya belum mengetahui manfaat mandi itu, bahkan mandi di sungai dianggap sebagai pelanggaran terhadap hukum

Di dalam istana raja-raja Spanyol yang disebut exoriaal terdapat 3000 kamar, tetapi tidak ada satu kamar mandi pun. Di tempat peristirahatan di Versailles dari Raja Lodewyk XIV, hanya terdapat satu kamar mandirendam (bad kuip), tetapi oleh karena tidak pernah digunakan, maka kamar mandi rendam itu dipindahkan ke suatu park untuk dijadikan fontein. Demikian pula hanya Goethe dan Richard Wagner, hanya mempergunakan satu cangkir kecil air untuk menyeka badan.

Ketahuilah anakku, kulit adalah alat tubuh yang terbesar pada manusia, luasny alebih kurang dua meter persegi, beratnya 3 kilogram, mengandung sepertiga dari jumlah darah yang mengalir dalam tubuh kita. Setiap satu sentimeter persegi kulit mengandung dua aparat pencatat dingin, 12 aparat pencatat panas, 3 juta sel, lebih-kurang 10 helai rambut, satu meter urat darah halus, 100 kelenjar keringat, 3000 sel perasa, 4 meter urat syaraf, dan 25 aparat pencatat tekanan. Kulit mempunyai beberapa alat penerima, untuk perasaan sakit, rabaan, terikan, tekanan, aliran udara di badan, panas, dingin, pancaran sinar-sinar gamma, rontgen, ultraviolet, kosmis, infra merah, UGK, diathermie, dan sebagainya. Maka jelaslah kiranya nak, betapa pentingnya pemeliharaan kulit badan kita.

Kebersihan adalah pangkal kesehatan, dan alat utama untuk kebersihan adalah air. Bukankah demikian salah satu slogan ilmu kedokteran.

Dengan air segala kotoran dapat dibersihkan . air adalah alat terbaik! Islam sudha lama mengatakan bahwa airlah alat utama untuk kebersihan. Dapat kita katakan, bahwa Islamlah yang paling banyak menyuruh memakai air sehingga memelajari air dengan teliti. Islam pulalah satu-satunya agama yang mewajibkan ummatnya memakai air untuk kebersihan. Baru pada abad 19 manfaat dari pembersihan tubuh secara teratur mendapat penghargaan selayaknya. Padahal jauh berabad-abad sebelumnya, Muhammad SAW telah tampil ke hadapan manusia dengan ajaran kebersihannya dan keteladanannya, kebersihan jasmani dan rohani.

Idrus Shahab, Sesungguhnya Dialah Muhammad cet. III, (Bandung : Pustaka Hidayah, 2004), hal. 34-37

 

Haji adalah Pembersih Dosa

Doa Setelah Sholat

Haji bisa membersihkan dosa hingga sebersih-bersihnya, sabda Rosululloh SAW, “Barangsiapa berhaji ke Baitulloh, lalu dia tidak berkata jelek dan tidak berbuat fasiq, maka dia akan keluar dari dosa-dosanya seperti halnya di hati dia dilahirkan ibunya”.

Haji seseorang bahkan bisa pula menjadi pembersih dosa orang lain. Kata Sayyidina Umar bin Khottob ra, “Orang yang melaksanakan haji, dosanya diampuni, juga dosa orang lain yang dimintakan ampun olehnya di bulan Dzulhijjah, Muharrom, Shofar, dna 20 hari pertama bulan Robi’ul Awwal”. Hal ini sejalan dengan doa Rosululloh SAW ketika berada di Arofah, “Ya Alloh, berilah ampun kepada jamaah haji dan orang-orang yang dimintakan ampun olehnya”.

Konon, adalah kebiasaan para ulama salaf untuk memberi dukungan kepada para mujahid dan menyongsong orang yang baru pulang dari haji. Mereka mencium dahinya, meminta doanya dan mereka bergegas untuk mendatangi rumahnya sebelum dia sempat terlibat perbuatan dosa.

Dalam hadist yang cukup masyhur ditegaskan, “Haji yang diterima (mabrur) tidak ada imbalan baginya kecuali surga”. Rosululloh SAW juga bersabda pada hadist lain, “Barangsiapa keluar dari rumahnya untuk berhaji atau berumroh, kemudian meninggal (di tengah jalan), maka dia akan diganjar dengan pahala haji dan umroh sampai di hari kiamat. Jika dia meninggal di salah satu tanah suci (Makkah atau Madinah), maka di hari kiamat kelak dia tidak akan dihisab, Masuklah ke dalam surga”.

Haji, sabda Rosululloh SAW, adalah sebaik-baik jihad. Berkata Imam Hasan Al Bashri, “Barangsiapa meninggal dunia selepas bulan Romadhon, sepulang dari jihad atau sekembalinya dari haji, maka dia tercatat mati syahid”.

Hamid Ahmad

Iblis di Arofah

3D Black wallpapers 5

Seorang Ulama Kasyaf (Waliyulloh) menurutkan bahwa dia melihat Iblis di Arofah dalam rupa manusia. Tubuhnya kurus, kulitnya menguning, matanya basah oleh air mata, punggungnya retak-retak.
Ulama itu bertanya, “Apa yang membuatmu menangis?”
Syetan menjawab, “Karena keluarnya jamaah haji (ke sini) tanpa berdagang, itulah yang mebuat saya sedih!”

“Lalu apa yang membuat tubuhmu kurus?”
“Berangkatnya kuda-kuda di jalan Alloh. Aku lebih suka jika saja perjalanannya di jalanku!”

“Terus apa yang membuat rona kulitmu berubah?”
“Karena adanya saling tolong menolong di antara para jamaah untuk kebaikan. Kalau saja mereka tolong menolong di dalam maksiat, tentu aku senang!”

“Kemudian apa yang membuat punggungmu pecah-pecah?”
“Doa mereka kepada Alloh, Aku meminta dari-Mu chusnul chotimah”
Aku (Iblis) berkata pada diriku, “Kalau begini, kapan dia takjub atas amalnya? Aku khawatir para jamaah haji itu telah menjadi cerdas (sehingga tidak tergoda untuk mengagumi amalnya sendiri)”

Diambil dari Ihya Ulumiddin karya Imam Al Ghozali

Tepis Bid’ah Ala Habib Umar

Bagi ulama asal Semarang Habib umar Muthohar, didebat kelompok yang menuding amalan Aswaja itu bid’ah dan syirik adalah hal biasa. Habib sering menjawab dengan alasan sederhana dan penuh canda.
Bahkan setiap mengisi pengajian, Habib memberi contoh cerita jawaban debatan orang Wahabi

“Bib, emange orang mati ditahlilkan dido’akan bisa nyampai?” tanya orang wahabi itu.

“Ya jelas sampai,” jawabnya.

“Kok bisa?” tanya balik orang tadi

“Buktinya, selama ini saya tahlilan untuk orang mati, tidak pernah dikembalikan oleh malaikat. berarti kan nyampai.!”jawab Habib sambil guyon. Orang tadi hanya diam.

Begitu pula saat ditanya,orang dzikir kok pakai gedek (geleng kekiri –kekanan). Habib dengan enteng menjawab.

”Lha gedek-gedek dewe kok gak boleh,emange masalah buat Loe?. Kalo berdzikir sambil melempari orang, sampeyan baru boleh mempermasalahkan.” tepis Habib.

Orang tadi tidak bisa berkutik,lagi-lagi terdiam. (Qomarul Adib)
nu.or.id

Previous Older Entries