Jika Seharusnya

pendidikan-sikrus-1

Jika pendidikan formal akan dibuat full day
Apa tidak seharusnya pendidikan di pesantren dilegalkan

Jika ada kemungkinan bahasa daerah akan semakin banyak yang hilang
Apa tidak seharusnya pembelajaran di sekolah menggunakan Dahasa Daerah sebagai dominannya bukan Bahasa Indonesia atau malahan Bahasa Asing

Jika banyak lulusan sekolah yang menjadi beban negara karena pengangguran
Apa tidak seharunsya pendidikan di sekolah lebih megarah kepada kreatifitas dibanding intelektualitas

Jika hasil pembelajaran lebih berhasil ketika dilaksanakan di lembaga bimbingan
Apa tidak seharusnya pembelajaran di sekolah dikurangai

Jika materi Matematika atau Bahasa Inggris bisa ditempuh dalam jangka waktu yang cepat
Apa tidak seharusnya mapel tersebut ditiadakan di sekolah

Jika pendidikan sekolah lebih mengarah kepada karakter
Apa tidak seharusnya anak lebih sering terlibat dalam setiap kegiatan masyarakat sekitar

Jika memang ini semua hanya pemikiran konyol semata
Apa tidak seharusnya diabaikan saja apa yang tertulis di atas

Irsyah, 04102016-1317

HUT RI Ke-70

Logo-DP-BBM-HUT-Kemerdekaan-Indonesia-Ke-70

70 tahun sudah kita medeka
Merdeka dari penjajahan bangsa asing
Merdeka dari penindasan negara asing
Merdeka dari segala bentuk dan rupa penindasan

Angka 70 bukan sembarang angka tanpa makna
Namun angka yang bisa dikatakan tonggak awal bagi kita mendapat pertolongan
Karena menurut orang Jawa, angka tujuh disebut Pitu
Pitu dalam artian PITULUNGAN (Pertolongan)

Semoga pemahaman orang Jawa tersebut menjadi doa buat bangsa dan negara ini
Sehingga sejak hari ini dan selamanya
Indonesia akan mendapat pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa
Pertolongan untuk bangkit dari kemiskinan
Pertolongan untuk hidup rukun dan sejahtera
Pertolongan untuk hidup dengan bangga menjadi tuan di tanah sendiri

Sedangkan angka 0 bisa mengandung pengertian nihil/kosong/IKHLAS
Dengan artian bisa jadi pertolongan akan datang pada mereka yang ikhlas
Pertolongan tersebut diberikan kepada mereka yang membersihkan diri dari keinginan yang bersifat individu
Pertolongan Tuhan adalah pertolongan tanpa syarat dan ketentuan tertentu
Karena Tuhan Mahakuasa dan Masa Berkehendak

Kumpulan-Gambar-DP-BBM-Hut-RI-ke-70-17-Agustus-21

Jadikan HUT RI – 70 ini menjadi tonggak awal untuk kita semua
Membangkitkan kembali jiwa kita dalam berbhineka tunggal ika
Bahwa kita berbeda bukan untuk dibedakan
Melainkan untuk bersatu dalam cengkraman burung garuda
Burung garuda yang dengan angkuh menjunjung tinggi 5 sila pancasila
5 Sila yang memberikan simbol dalam menjalin hubungan Vertikal dan Horizontal
Karena Indonesia sekali lagi bukan negara agama
Indonesia adalah negara kebangsaan
Berbangsa satu bangsa Indonesia
Berbahasa satu bahasa Indonesia

LOGO+70+TAHUN+INDONESIA+MERDEKA+oleh+Susetyo+Basuki+09+april+2015+versi+kecil

HUT RI-70
Ayo Kerja
Ayo Bekerja
Ayo Berbuat demi Bangsa
Ayo Bergerak
Ayo Berdiri di Kaki Sendiri

indonesia-merdeka

Toleransi Ora Po-Po

images

Ketika kita berbeda bukan berarti kita salah
Di saat kita tak sejalan bukan berarti kita tersesat
Karena apa yang kita pahami berbeda
Karena apa yang kita pandang berbeda

Aku begini karena ini yang aku pahami
Kamu begitu karena itu yang kamu tahu
Kalian gimana karena itu yang kalian terima
Kita adalah apa yang kita yakini

Jangan terlalu mudah menuduh salah
Karena belum tentu kita benar
Karena kita tidak tahu sebenarnya
Yang ada adalah berusaha sebisanya

Yang pakai usholli bukan berarti lebih benar
Dari yang tidak pakai, Begitu juga sebaliknya
Yang pakai qunut bukan berarti lebih diterima
Dari yang tidak pakai, begitu juga sebaliknya

Kita hidup di dunia bhineka tunggal ika
Kita berbeda karena untuk bersama
Kita bersatu karena kita tidak sama
Maka mari berjalan bersama-sama

Irsyah, 8 Juli 2015

Kenangan Terakhir Bersama Bunyai saat Umroh 1435 H

maqam-ibrahim-kabah

Ramadhan 1435 H, tepatnya pada tanggal 17, Ibu nyai Syarofah binti Hasan atau yang lebih kita kenal dengan nama Bunyai Musyarofah Mufid menunaikan ibadah Umroh ke tanah suci didampingi salah satu putra beliau, Gus Abdul Muhaimin.

Sesampainya di sana, maka semua rangkaian ibadah dilaksanakan seperti pada umumnya. Akan tetapi, entah mengapa bunyai terus menyampaikan keinginannya kepada gus Muhaimin agar dibawa mendekat ke Ka’bah Rumah Allah SWT
“Boten saget BU!!!, teng ngandap penuh?!”, jawab gus Muhaimin
Karena memang kenyataannya demikian, ketika bulan Ramadhan maka jama’ah yang datang untuk Umroh tidak kalah banyak dengan ketika datang musim Haji. Bahkan waktu itu, bunyai hanya bisa didorong di kursi roda oleh Gus Imin di bangunan baru tempat thawaf khusus

Pada akhirnya , gus Imin selalu mencari inisiatif (atas kehendak Allah) mencari celah agar Bunyai bisa mendekat ke Ka’bah. Kesempatan itu datang setelah Idul Fitri tiba, waktu itu gus Imin mencoba melihat kondisi di sekitar Ka’bah. Alhamdulillah keadaan di sekitar Ka’bah lengang. Secepatnya gus Imin mengajak bunyai dan mendorong kursi roda beliau mendekat ke Ka’bah. Persisnya di belakang maqom Ibrahim.
Namun anehnya Bunyai tidak beraksi sama sekali, beliau hanya memandang Ka’bah tanpa menangis dan tanpa memanjatkan do’a. Padahal pada lumrahnya, siapa pun yang mendekati Ka’bah pasti akan terharu karena rindu dan cinta atau paling tidak mengadahkan tangan dan memanjatkan do’a agar secepatnya bisa kembali ziarah ke Baitullah Makkah Al Mukaromah. Saat itu gus Imin hanya duduk bersila di bawah kursi roda Bunyai.

Tidak lama kemudian, datang seseorang yang tidak bisa dibilang muda lagi, karena sudah terlihat renta. Beliau mendatangi bunyai dan menyapa. Sesaat terjadi dialog antara orang tersebut dengan gus Muhaimin yang kurang sedikit banyak mengerti dan mampu berbahasa Arab, karena beliau lama belajar di pondok pesantren Modern Gontor.

Tidak lama kemudian, orang tersebut berdo’a dan Bunyai ikut mengamini dan mengadahkan tangan, yang mana sebelumnya Bunyai tidak berdo’a sama sekali. Usut punya usut, ternyata orang tersebut adalah Imam Besar Masjidil Haram yang menjadi Imma Jama’ah setiap Shalat Subuh.
Allahu Karim, sungguh perpisahan yang indah sekali. Umroh terakhir yang penuh dengan kata Subhanallah

Hal ini sebagaimana yang telah diceritakan gus Muhaimin kepada sebagian alumni As-Syafi’iyah di depan Ndalem sesaat setelah Tahlil Bersama Alumni di Musholla Pondok. Tepatnya pada hari Kamis, 30 April 2015 Pukul 09.30 WIB

Harga Kasih Sayang

nikah

Bukan dari tulang ubunlah tercipta
Karena berbahaya membiarkannya dalam sanjung dan puja
Tak juga dari tulang kaki
Karena nista membuatnya diinjak dan diperbudak
Tapi dari tulang rusuk bagian kiri
Dekat ke hati untuk disayangi
Dekat ke tangan untuk dilindungi

Kalian adalah orang yang berharga
Karena itu hargailah diri kalian
Tapi jangan yang sekali-kali minta dihargai orang
Orang yang minta dihargai biasanya memang tidak berharga
Hargai diri kalian sesuai dengan harga yang sebenarnya
Jangan terlalu mahal
Sehingga kalian tidak laku dan dijauhi orang
Tapi jangan terlalu murah
Sehingga kalian tidak berharga sama sekali
Dan terpenting letakkan diri kalian
Pada tempat yang berharga
Agar harga kalian tetap tinggi dan tidak jatuh
Dan jangan lupa
Di mana tempat kalian adalah santri

Jadi guru Al Qur’an adalah orang yang terjamin
Jangan takut tidak punya uang
Ahli Qur’an adalah penduduk surga
Sedangkan khodim Al Qur’an dapat pemilik surga
Surga aja punya, apalagi uang

Selamat Menempuh Hidup Baru
Untuk Uswah dan Lukman
(Usluk)

Ustadzah Khoirul Badriyah
(Amanah Buku Qiraati Cabang Kediri)
Wates, 10 Maret 2015
Di pernikahan Lukman dan Uswah

Takdir Jodoh

jodoh_rahsia_allah_by_mezie93-d6g4eah

Cinta terbuat dari dua hati satu perasaan
Cinta itu layaknya sebuah peperangan, mudah disulut
Tapi sangatlah sulit untuk dipadamkan

Cinta memiliki alasan
Tetapi janganlah menjadikan cinta sebagai alasan atas kelemahan
Mencari pasangan hiduo tidaklah semudah mencari pacar
Jodoh Adalah TAKDIR

Selamat Menempuh Hidup Baru
Semoga Menjadi Keluarga Sakinah Mawaddah Wa Rahmah

By : Zahwa Al-Muayyad
To : Lukman (Shacma) dan Uswah (Lotus)

Pacaran Jaman Sekarang

5304438_20130421082402

Pacaran itu mirip seperti memilih buah mangga. Dipegang-pegang, diraba-raba, dicium-cium. Kalau udah lembek, bisa ditinggal aja dan nggak jadi dibeli.

Setujukah Anda.??

Mungkin Anda keberatan dengan analogi itu. Tapi begitulah kenyataannya. Pacaran yang menurut mereka tujuan awalnya ingin mengenal calon pasangan, akhirnya bisa kebablasan.

Dimulai dari pegangan tangan, cium pipi, kening, bibir, dan akhirnya bisa saja berlanjut ke perzinahan, Na’udzubillah.

Tebak siapa yang paling dirugikan ketika itu terjadi.??

Yap. Siapa lagi kalau bukan wanita.

Pacaran kebablasan dan akhirnya ketika semuanya sudah terlanjur terjadi, laki-lakinya pergi meninggalkan begitu saja.

“Tapi bagaimana kalau dia bertanggung jawab dan bersedia menikahi?” Ada juga yang menjawab begitu. Itu terbalik..! Ambil dulu tanggung jawab, barukemudian resmi dan halal melakukan apapun dengan pasangan.

Alasan “pembuktian cinta” sering dijadikan modus untuk melakukan ini. Omong kosong apa itu.? Membuktikan cinta itu adalah dengan melamar dan menikahinya secara resmi.

Dan itu dilakukan oleh laki-laki dengan mendatangi keluarga wanita yang dia cintai, bukan dengan meminta wanita menyerahkan kehormatannya untuk membuktikan cinta.

1

Tidak ada satu agama-pun yang membolehkan hubungan intim suami-isteri dilakukan sebelum laki-laki dan wanita resmi diikat dalam sebuah komitmen suci bernama pernikahan.

Tak bisa dipungkiri, tiap hari kita dijejali dengan pembiasaan dan legitimasi hubungan yang namanya pacaran. Sinetron, film, lagu bahkan tayangan iklan sekalipun perlahan tapi pasti membentuk tren dalam pergaulan remaja. Kalau nggak punya pacar mereka malah malu, dianggap nggak laku.

Buat yang masih pacaran, yuk buanglah pacar pada tempatnya dan jadikan hari ini momentum perubahan dirimu. Mengenal calon pasangan bukan berarti mengenal
sampai di balik pakaiannya sebelum menikah.

Atau, jangan-jangan, Anda sendiri yang pasrah memilih untuk dijadikan seperti buah mangga..??

Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya …

http://ierfunlife.bl*gsp*t.com/2013/04/pacaran-jaman-sekarang-seperti-memilih.html

Previous Older Entries