Waktu yang melangkah dengan pelan namun penuh dengan kepastian
Meninggalkan diriku bersemayam dalam kenangan dan khayalan
Sang waktu seakan tidak mendengarkan keluh kesah pereasaan
Menghempaskan imajinasiku jauh ke dalam jurang kehampaan
Gemiricik nyanyian air sungai mengajak diriku untuk berdendang
Bersama indah terian gelombangnya yang tetap tenang
Walau beribu-ribu rintangan yang berusaha untuk menghadang
Ia tetap mengalir dan mengalunkan iramanya dengan tenang
Wahai jiwa-jiwa yang berada dalam genggaman TUHAN!
Menyesali perpisahan hanyalah sebuah pekerjaan yang membodohkan
Sebab perpisahan mutlak adanya sebagaimana pertemuan
Dalam setiap lembaran cerita di halaman kehidupan
Sehingga hanyalah kekosongan yang masih dan tetap terasa
Walau seluruh alam semesta ini memuja jiwa tanpa cinta
Layaknya sang Adam mengharapkan kehadiran secuil harapan pelipur lara dalam dalam keindahan surga
Membuat TUHAN merasa kasihan untuk menghadirkan kepada Adam sang Hawa
Jiwaku yang tertempa dan terasah oleh ganasnya kehidupan
Membentuk roh kesucian yang berasal dari indahnya pengalaman
Entah beberapa kali jiwa ini bergaul dan berteman dengan ajang pertempuran
Demi mendapatkan seonggok kebahagiaan dalam akhir kata perjuangan
Hidup merupakan sebuah titian perjalanan bermahkotakan pengalaman
Saat roh dan jasad sudah tidak mau lagi dalam ikatan persahabatan
Yang tertinggal di istina dunia hanyalah selembar kenangan
Sesemilir suara angin yang berkawan keheningan
Umur adalah sebuah hitungan mundur bagi jiwa hamba yang rapuh
Tubuh cuma dijadikan tempat persinggahan bagi roh yang kokoh
Semua yang telah berlaku atas kita akan menjadi kenangan yang sangat indah
Seindah dan seanggun bidadari-bidadari surga yang belum terjamah
Apa yang telah dan sudah kita lakukan hanyalah sebuah kata pengorbanan
Dalam kegundahan kehidupan yang selalu menikam perasaan
Demi mengukir nama dari tinta emas dalam keunikan batu nisan
Sebagaimana Majnun yang demi Layla meminum racun dari cawan kematian
Jarak bukanlah merupakan secuil alasan yang pantas disalahkan
Untuk kita rajut aneka cerita indah dalam indahnya nilai sebuah persahabatan
Karena di cawan persahabatan apapun yang tidak mungkin bagi syaitan dapat dilakukan
Selama Malaikat pencabut nyawa belum mengirimkan surat kematian
Indahnya sejuta kenangan dalam rajutan pengalaman
Di saat perpisahan di balut oleh lembutnya sutra senyuman
Laksanan dilema penantian bagi seorang perawan atas nama kehampaan
Dalam kegundahan pingitan sang bujangan bermahkotakan sesenggam harapan
(Asy Syafi’iyah, 4-2003) By : Irsyah
Des 03, 2010 @ 08:45:14
sangat menarik, makasih n terus berkarya..